R
|
Oti bagel khas Kota New
York sedang menyerbu para pencinta kuliner di Ibu Kota. Bedanya, kue yang biasa
disantap saat sarapan itu diracik lebih lembut dan empuk, sesuai lidah
masyarakat Indonesia.
Bentuk roti ini bulat
besar dengan lubang di tengahnya. Sekilas mirip donat, tetapi saat dicicipi
rasanya sama sekali berbeda. Dalam peracikannya, bagel tidak menggunakan telur
dan mentega. Jika donat digoreng, bagel direbus dulu baru dipanggang di oven.
Inilah yang membuat tekstur bagel kering dan renyah pada kulit luarnya, namun
liat di bagian dalamnya.
Menilik sejarahnya, roti
bagel berasal dari Eropa Timur dan kemungkinan besar berasal dari Polandia.
Meski begitu, roti ini populer sebagai makanan khas New York dan negara bagian
Amerika Serikat lainnya, seperti San Fransisco, setelah para imigran membawanya
ke sana. Saking terkenalnya di New York, bagel menjadi identitas lambang Kota
New York. Rasanya belum lengkap ke sana bila belum mencicipi bagel.
Biasanya, kalangan
pekerja yang tak punya banyak waktu pada pagi hari,menyantap bagel dengan cara
mengoleskan krim keju di atasnya, ditemani dengan secangkir kopi. Sering juga
dihidangkan bersama sup atau dapat juga dinikmati sebagai sandwich.
Setelah dibawa para
imigran ke New York, bagel pun kini “melancong” ke Indonesia, tepatnya sekitar
setahun yang lalu. Dengan cepat bagel mulai “membius” para pencinta kuliner di
Ibu Kota. Contohnya Ria Miranda, 26. Wanita yang berprofesi sebagai desainer
baju muslim tersebut kepincut bagel karena dikenalkan oleh sahabat-sahabatnya.
Dia semakin penasaran
dengan bagel saat menonton tayangannya di sebuah stasiun televisi. Saat pertama
mencicipi, Ria langsung jatuh hati dan seketika itu juga menjadi salah satu kue
favoritnya.
“Biasanya dimakan buat
camilan pada sore hari. Sebab, roti ini enaknya kalau dimakan saat itu juga,
enggak disimpan terlalu lama,” katanya saat ditemui di gerai Bagel Bagel di
kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Saat ditanya, bagel rasa
apa yang dia suka, Ria menyebut bagel dengan tambahan chocolate spread dan
philly cheese steak jenis sandwich adalah dua jenis yang paling menggugah
selera.
“Rencananya saya juga
mau buka toko bagel karena di dekat rumah belum ada. Tetapi tidak dalam waktu
dekat, mau lihat-lihat dulu,” ujarnya.
Memang, keberadaan toko
kue penjual bagel di Jakarta masih terbatas. Dahulu, bagel hanya disediakan di
hotel-hotel bintang lima. Kini, seiring semakin meroketnya popularitas roti
ini, mulai muncullah kedai-kedai khusus penjual bagel.
Salah satunya dan
mungkin yang pertama buka adalah Gerai Bagel Bagel di Jalan Benda Raya, Kemang.
Gerai ini dimiliki oleh empat karib, yaitu Fathia Syarief, model, dan presenter
Sari Nila, Lina, dan Brenda. Mereka mengadopsi cita rasa dan suasana autentik
khas New York.
“Pemilik kedai kami
memang pernah lama tinggal di New York. Akhirnya mereka kepikiran untuk
membuatnya di sini karena yang menjual bagel di Jakarta belum ada,” cerita
Ahmad Syaukani, Executive Baker Chef Bagel Bagel.
Kani, panggilan akrab
Ahmad Syaukani mengatakan, Bagel Bagel buka sejak 8 Juni 2011. Yang menarik,
meski di negara asalnya bagel biasa disantap saat makan pagi,penggemar bagel di
Tanah Air ternyata punya kebiasaan berbeda. Bagel hanya dijadikan makanan
selingan untuk mengisi perut pada waktu santai sore hari. Sementara yang jenis
sandwich bahkan dijadikan menu makan siang.
“Ini karena bagel
sandwich bentuknya lumayan besar dan mengenyangkan,” ujar dia.
Pengunjung yang datang
ke tempatnya, ujar Kani, didominasi oleh warga lokal yang pernah tinggal di
luar negeri. Ini tentu menghapus rindu mereka untuk menikmati bagel. Banyak
juga para ekspatriat yang mendatangi Bagel Bagel.
Sejak pertama kali
dibuka, gerai ini memang kebanjiran peminat. Karena itulah, kedai kue ini
sempat pindah tempat yang lebih luas meski berada di jalan yang sama. Untuk
memenuhi selera masyarakat, bagel yang diproduksi di sini disesuaikan dengan
lidah orang Indonesia. Roti bagel yang awalnya keras saat gigitan pertama,
dibuat lebih lembut dan renyah.
“Awalnya orang bule yang
beli sempat protes karena tidak keras. Namun, mereka tetap suka dan beli karena
rasanya enak, sama dengan aslinya,” tutur Kani.
Selain cita rasa
klasik,sejumlah kreasi bagel juga disuguhkan di sini. Bagel Bagel menawarkan 10
macam rasa.Selain bagel plain (tawar), bisa ditemukan pula bagel rasa keju,
onion, poppy-seed, sesame seed, cranberry, cinnamon raisin, chocolate chip, dan
whole wheat. Ada juga bagel dengan nama everything yang memadukan beberapa rasa
dalam satu potong bagel. Bagi yang ingin menambahkan olesan lainnya, terdapat
tambahan topping dengan cream cheese, butter, chocolate spread, atau blueberry
jam.
“Kami juga menyediakan
bagel mini untuk anak-anak. Ada juga fasilitas delivery ke seluruh Jakarta,”
imbuh Kani.
Tempat lain yang
menyediakan bagel adalah House of Bagel & Pretzel yang baru buka pada Kamis
(27/6). Lagi-lagi, tempat ini dibuat untuk menyalurkan rasa kangen
mahasiswa-mahasiswa Indonesia dan karyawan yang pernah tinggal di negeri orang.
“Kami percaya bagel bisa
diterima masyarakat karena rasanya sudah pasti cocok di lidah dan masuk ke
semua kalangan,” kata Rolla Aviolla Ibrahim, salah seorang pemilik House of
Bagel & Pretzel.
Bersama Rian Assaaf dan
Natalia Dwi, Rolla memulai bisnis bagel dengan kepercayaan diri dan kematangan
konsep. Beda dengan Bagel Bagel, konsep House of Bagel & Pretzel lebih
mengarah pada kafe mungil di San Fransisco dengan ruangan yang lebih luas dan
jumlah tempat duduk yang lebih banyak.
“Kalau di New York
kebanyakan take away sehingga kedainya lebih kecil dan berada di pinggir
jalan,”kata Rian.
Menu andalan di gerai
bagel yang berlokasi di Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, ini di antaranya
soup bagel, bagel sandwich mexicana, bagel sandwich tuna mania, dan bagel
sandwich salmon strike. Seperti namanya, tempat ini juga menyuguhkan pretzel,
yaitu sejenis roti berbentuk seperti mahkota.
Selain dua gerai di
atas, pendatang baru lain yang juga memperkenalkan bagel di Jakarta adalah
Delico Bagel. Gerai Delico khusus menjual bagel untuk dibawa pulang. Gerai ini
berada di Plaza Senayan dan Plaza Indonesia. (ftr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar